Jakarta (Greeners) - Dua inovator Indonesia yang bergerak di bidang pengelolaan sampah plastik, terpilih untuk menyukseskan program Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge.
Bank Sampah Bersinar dan Kibumi ikut program tersebut untuk membangun solusi berkelanjutan menghadapi tantangan global polusi dari sampah plastik.
Program ini merupakan inisiasi The Incubation Network. Tujuannya mendorong solusi inovatif yang fokus pada daur ulang dan upcycling sampah plastik.
Selain dua inovator Indonesia, ada pula Global Plastic Action Patnership, Uplink dari World Economic Forum dan Alliance to End Plastic Waste yang terlibat. Pematangan kapasitas mereka akan berlangsung selama lima bulan ke depan.
"Kami berkomitmen untuk mendukung usaha lokal yang membuat solusi-solusi untuk mencegah kebocoran sampah plastik," kata Direktur The Incubation Network, Simon Baldwin dalam keterangannya, baru-baru ini.
Berbagai data memperkirakan, sekitar dua juta ton (17%) sampah plastik mencemari laut pada tahun 2017-2019. Sampah-sampah tersebut berasal dari Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Tak hanya mencemari laut, sampah plastik yang masyarakat bakar atau buang sembarangan mengancam lingkungan dan biodiversitas.
Dorongan Pengelolaan Sampah Plastik yang Baik di Asia Tenggara
Lebih jauh, Simon menyebut pentingnya inovator terpilih dalam Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge. Sebab lanjutnya mereka akan berperan penting dalam menyusun fondasi sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia dan Asia Tenggara.
"Kami sangat senang bahwa pada tahun ini, kami berhasil meningkatkan apa yang sudah kami lakukan sebelumnya. Kami juga sangat senang dapat mendukung berbagai inovator yang terpilih," tuturnya.
Selain program Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge, terdapat pula program Informal Plastic Collection Innovation Challenge yang mereka lakukan tahun lalu.
Melalui program tersebut, sambung Simon The Incubator Network mampu mendukung berbagai inovator. Misinya antara lain meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik. Caranya melalui peningkatan tara hidup, transparansi, kapasitas dan peran dari sektor informal.
Knowledge Specialist, Global Plastic Action Patnership, Poonam Watine menyatakan, pentingnya peran solusi inovatif dalam tata kelola sampah di Asia Tenggara.
"Kami bangga dapat bekerja sama dengan The Incubation Network dan Alliance to End Plastic Waste untuk meningkatlan nilai sampah plastik," katanya.
Dua Inovator Terpilih Berasal dari Indonesia
Sepanjang periode pendaftaran, program Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge ini telah menerima lebih dari 100 pendaftaran melalui platform UpLink. Dari seluruh pendaftar tersebut, 48 kandidat telah tersaring. Hingga menjadi lima besar inovator. Dua di antaranya berasal dari Indonesia yakni Bank Sampah Bersinar dan Kibumi.
Lima inovator yang terpilih akan menerima kesempatan untuk mengembangkan kemitraan, mendapatkan mentorship, meningkatkan profil, memperluas akses ke jaringan dan mendapatkan hibah untuk mengembangkan solusi mereka.
Sejumlah area fokusnya seperti meningkatkan jumlah sampah plastik yang inovator kelola, proses dan daur ulangnya.
Penulis Ramadani Wahyu
Editor: Ari Rikin
Comments