top of page
Search

Bank Sampah Bersinar dan Kibumi Digandeng Ikut Benahi Tata Kelola Sampah Plastik di Asia Tenggara

Updated: Oct 12, 2022


Metro,Suara.com - The Incubation Network meluncurkan program akselerator yang bertajuk Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge untuk mendorong solusi inovatif yang fokus pada kegiatan daur ulang dan upcycling sampah plastik.


Program yang dilakukan bersama Global Plastic Action Partnership, UpLink dari World Economic Forum, dan Alliance to End Plastic Waste telah memilih lima inovator yang akan berpartisipasi dalam program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mereka selama lima bulan ke depan.


Dua organisasi dari Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program ini adalah Bank Sampah Bersinar dan Kibumi.

Sepanjang periode pendaftaran, program ini telah menerima lebih dari 100 pendaftaran melalui platform UpLink. Dari seluruh pendaftar tersebut, 48 kandidat telah disaring kembali oleh periset akademis, praktisi keberlanjutan, inovator, serta ahli iklim dan ekonomi sirkuler.


Lima inovator yang terpilih akan menerima kesempatan untuk mengembangkan kemitraan, mendapatkan mentorship, meningkatkan profil, memperluas akses ke jaringan, dan mendapatkan hibah untuk mengembangkan solusi mereka.


Simon Baldwin, Direktur, The Incubation Network, mengutip siaran tertulis yang diterima menjelaskan Di The Incubation Network, kami berkomitmen untuk mendukung usaha lokal yang membuat solusi-solusi untuk mencegah kebocoran sampah plastik.


"Komitmen kami hadir tidak hanya melalui program Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge namun juga melalui program Informal Plastic Collection Innovation Challenge yang kami lakukan tahun lalu. Melalui program tersebut kami telah mampu mendukung berbagai inovator yang memiliki misi meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik melalui peningkatan taraf hidup, transparansi, kapasitas, dan peran dari sektor informal,” kata Simon Baldwin.


Salah satu alasan diadakannya tantangan ini karena solusi-solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan global polusi plastik semakin dibutuhkan. Berbagai data memperkirakan bahwa sekitar dua juta ton sampah plastik atau 17% mencemari laut pada 2017-2019. Sampah-sampah ini berasal dari Indonesia , Filipina , Thailand , dan Vietnam .


Namun, tidak hanya mencemari laut, sampah plastik yang dibakar atau dibuang sembarangan juga memberikan ancaman bagi lingkungan dan biodiversitas.


“Solusi inovatif berperan penting dalam tata kelola sampah di Asia Tenggara. Untuk itu, kami bangga dapat bekerja sama dengan The Incubation Network dan Alliance to End Plastic Waste untuk menyeleksi berbagai inovator yang memiliki solusi berdampak langsung untuk meningkatkan nilai sampah plastik. Kami tidak sabar untuk meningkatkan profil dan tentunya dampak mereka di Asia Tenggara,” kata Poonam Watine, Knowledge Specialist, Global Plastic Action Partnership.



39 views0 comments
bottom of page